Perasaan ini semakin tersiksa manakala ingat ku tak bisa berada di tengah keluarga tercinta di hari nan fitri nanti. Kami tak lagi dapat berkeliling, bersilaturahmi ke sanak saudara bersama keluarga besar seperti dua tahun sebelumnya.
InsyaAllah, ini adalah lebaran kedua yang ku lewatkan hanya bersama teman - teman ku seperjuangan. T4 utuk thun ini kayaknya lebaran sendiri tanpa teman dan sanak saudara. Tahun kemarin, Aku melewatkannya di Jogja bersama 2 orang teman2 ku (Reza Perdana Dan Ahmad Hanif) waktu mondok dulu di PonPes Kwala Madu, Yaa walaupun ala kadarnya berlebaran, t4 aku senang kok, bisa berjumpa dengan mereka - mereka.. Aku juga gak nyangka bisa bertemu mereka kembali di Pulau Jawa Ini. Kini, aku melewatkannya sendiri dan di tempat yang lebih jauh lagi. Di dalam sebuah kota besar, di lain daerah. Ku takkan mungkin pulang kali ini.
Saya nak nulis sepucuk surat buat Ibunda tercinta. Lantas ku tuliskan beberapa kalimat curahan hati buat Ibunda tercinta, baik ketika senang maupun sedang berduka seperti sekarang. Aku yakin, dalam kondisi apa pun, doa beliau senantiasa mengalir untuk ku. Pun saat ini. Aku ceritakan betapa Aku bersedih dan merana di Rantau Orang.
Jika ini adalah sebuah pilihan, maka tentu aku akan memilih untuk melewatkan lebaran di tengah-tengah kehangatan cinta Ibu, Bapak dan saudara-saudara. Memohon maaf kepada kedua orang tua dengan mencium telapak tangan beliau, kemudian merasakan elusan nan lembut di kening dan kepala. Ah, Aku sungguh rindukan itu!
Lantas Bapak dan Ibu pun akan memohon maaf, atas kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja beliau lakukan pada Aku , seorang anak yang nekad pergi merantau
“Kami juga minta maaf ya, Nak. Semakin tua, pasti semakin banyak kesalahan kami buat pada kalian. ”
Lalu, anak mana yang tak akan menangis mendengar permintaan maaf kedua orang tuanya. Padahal, Akulah yang banyak bersalah dan berdosa kepada mereka. Seringkali Aku mengabaikan mereka, bahkan melupakan mereka di saat bahagia. Sementara, doa mereka tak pernah berhenti mengalir. Dalam setiap hela nafas yang mereka tarik. Juga dalam setiap denyut nadi ku.
Aku sungguh rindu suasana itu. Aku pun rindu mendengar suara seorang ayah bertakbir, selepas kami berbuka puasa terakhir. Aku ingin melalui malam menjelang Idul Fitri, bersama keluarga besar Ku.
***
kuatkan kami
menanggung rindu ini.
Sayangilah
kedua orang tua ku,
sebagaimana mereka
menyayangi ku
dari semenjak
aku kecil hingga aku dewasa,
aamiiin.
Ya Allah..
hamba memohon kepada Mu..
agar kami semua
diberikan umur panjang
penuh berkah,
hingga dapat
bertemu kembali
dengan Ramadhan mulia
tahun berikutnya,
serta dapat berkumpul
bersama suatu ketika,
dalam keadaan
yang lebih
berbahagia,
aamiiin.
Aku tak lagi dapat menahan air mata ini..........
Para Komentator :
minal aidin walfaidin ya brow...
taqobbalallohu minna waminkum,
yaa macama kawan..
thanksw yak..
Raih Kesempatan Usaha dengan Kerja Cerdas
Posting Komentar