Semua potensi diri harus kita gali maksimal untuk taat kepada-Nya. Jika kita sibuk dengan amal shalih, maka kebathilan tak akan diberi peluang untuk hadir, nafsu idak sempat bergerak untuk memainkan perannya, karena amal baik dan buruk tidak akan mungkin muncul secara bersamaan.
مَّا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِّن قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ
"Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya"(Al-Ahzab : 4)
Jika kebenaran tertanam kuat dalam diri, kebathilan pasti akan sirna. Imam syafi’i menasehati :
Jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran, maka dirimu akan disibukkan dengan yang bathil, (lihat Jaddid Hayataka, Syekh Muh.Al-Ghozali)
Para ulama dahulu memiliki amalan tertentu yang rutin dilakukan agar bisa menjaga stamina ruhaninya. Amalan yang dikerjakan secara rutin akan menyegarkan hidup, menjauhkan diri dari ketegangan. Belenggu duniawi tidak sampai mengikat dirinya. Kebekuan hubungan antar sesame menjadi cair. Pikiran dan perasaan menjadi ceria.
Mari kita kalkulasi diri kita secara jujur, berapa banyak kesempatan yang kita manfaatkan untuk melaksanakan ibadah ? Yakinkan kita bahwa apa yang telah kita laksanakan selama ini akan menyelamatkan kita dari jilatan api neraka?
Sering terjadi pada umur yang panjang masanya, tetapi sedikit manfaatnya. Adapula umur yang pendek waktunya, tapi panjang manfaatnya (Ibnu Athaillah, Al-Hikam)
Sebaik-baik manusia yang panjang umurnya dan semaik berkualitas amal shalihnya. (Al - Hadits)
Ketahuilah , manusia yag paling jelek adalah manusia yang semakin berkurang usianya namun tidak berkembang ilmunya, tidak meningkat ibadah dan amal shalihnya.
Wallahu A’lam.
Para Komentator :
Posting Komentar