Menyadari Kekhilafan Diri...

MENYADARI KEKHILAFAN DIRI

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang yang telah di perbuatnya untuk hari esok (akhirat). dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(Qs. Al-Hasyr [59]:18)

Sahabat, ketika cahaya kesadaran datang menghampiri, terasa begitu dalam sesalyangmenggumpal di dalam hati. Teringat akan lembaran masa lalu yang kelam, tentang orang-orang yang pernah kita sakiti,tentang prilakudiri yang begitu sering melakukan kekhilapan, tentangbhakti kita kepada kedua orang tua yang mungkin belum kita sempurnakan, tentangcela dan aib diri yang mungkin belum sempat kita mohonkan ampunan.Dan tentang seluruh perjalanan hidup yang hanya diselimuti oleh dusta dan kebencian.Telah begitu panjang perjalanan yang kita lalui,tanpa kita sadari, telah begitu banyak kita menorehkan tinta hitamdalamsejarah kehidupan kita.

Sungguh..kalaulah kita mau jujur terhadap diri ini, betapa sedikit ketaatan kita kepada-Nya dan begitu sering kita mengkhianati segala kenikmatan yang di berikan-Nya. Tampaknya, kita harus bertanya kepada diri ini, kenapa hati begitu keras membatu, hingga kebenaran tak jua menyatu. Kenapa diri ini begitu bodoh dan tak jua menyadari, padahal, begitu nampak didepan kita hamparan kemaha besaran Allah yang tak tertandingi oleh apapun.Rasanya tak pantas diri ini selalu mengharap kebaikan, dimana saat yang lain begitu sering kita tampakkan kejelekan. Rasanya tak pantas kita mengharapkan ampunan, sementara pada saat yang sama kita melakukankemaksiatan. Rasanya tak pantas kita menjadi hamba pilihan, karenasegala perintah dan larangantakjuatergerak untuk kita laksanakan.

Sahabat, Setiap tapak kaki kita yang tertinggal sesungguhnya adalah saksi dari perjalanan hari-hari. Hanya orang yang bodoh yang membiarkan hari-harinya tersia-siakan dengan kebathilan, hanya orang yang jahil yang membiarkan waktu hidupnya tercampakan dengankelengahan dan merugilah keduanya karena kesempatan yang diberikan Allah tak dimanfaatkan untuk kebaikan.

Kita sering mengira, bahwa kita telah banyak melakukan kebaikan. Selama ini kita menduga, seakan telah sempurna melakukan ketaatan, merasa sudah begitu banyak menjalankan kewajiban. Tetapi ternyata, semua itu hanyalah fatamorgana. Nampak begitu baik dalam persangkaan, ternyata begitu buruk dalam pandangan Allah. Kenapa demikian, karena ketaatan yang kita kerjakan hanyalah sebatasmenginginkan pujian dan kebaikan yang kita tunjukan tidak diiringi dengan keikhlasan.

Renungkan nasehat Umar Ibn Khattab ; “Hisablah diri kalian sebelum dihisab, timbanglah diri kalian sebelum ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk pertunjukan yang agung (hari kiamat), dihari itu kamu dihadapkan kepada pemeriksaan, tiada yang tersembunyi dari amal perbuatan kita barang satupun”.

Sahabat, marilah kita bangun sesuatu yang telah kita robohkan, bersihkan aqidahkita yang telah tercemar dengan kemusyrikan. Jernihkan niat dan tekad yang telahkita keruhkan dengan ketidak ikhlasan. Manfaatkan kesempatan hidup ini selagi masih terbuka pintu harapan Bukalah gerbang kesadaran agar tersibak pintu rahmat dan ampunan.

Berbuat baiklah selagi masih punya kesempatan dan bertaubatlah kepada Allah sebelum azal datang menjelang.Tegurlah hati kita yang sedang terlena, agar tidak jatuh terjerat oleh rayuan dunia yang fana. Tegurlah jiwa kita yang gelisah dan goyah, agar tetap menjadi hamba yang mulia.Sadarilah, terkadang jiwa kita selalu cenderung pada kelezatan yang sesaat, maka didiklah ia dengan baik agarselalu taat., Temukan jalan kita diantara sekian banyak jalan yangtelah membelokkan tujuan hidup kita. Mohonlah selalu hanya kepada Allah agar ditetapkan iman dan Islam kita, sebab itulah jalan yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat. Temukan jalan kita dengan berusaha memahami siapa, dari mana dan mau kemana kita hidup. Ajukan pertanyaan ini kepada bathin kita dengan khusu’, Insya Allah kita akan menemukan jawaban itu dengan kejernihan pikiran.

Maha suci Allah…yang memahami segala aib yang tersembuyi,yang mahapenerima taubat orang-orang yang tersesat. Tiada pujian yangpantas kita berikan membandingi pujian kepada-Nya. Semoga Allah menghunjamkan kesadaran dihati kita untuk menyadari kekeliruan, mengampuni setiap kemaksiatan. Bersyukur kepada-Nya yang telah menciptakan kita dengan kemuliaan dan kesempurnan. Semoga Allah swt membimbing kita pada jalan yang diridhoi-Nya, menjauhkan pada jalan yang di murkai-Nya.



Para Komentator :

Komentar Hari Ini
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

 

Sepatah Kata

Selamat datang dan bergabung sahabat. Jazakallah khoir atas kunjungan sahabat.. Blog ini merupakan ungkapan murni hati ane sendiri tanpa melihat ide dan pikiran orang lain. Semuanya mengalir seperti air, semuanya adalah ekspresi diri, semuanya adalah Selengkapnya

Sepintas Tentang Penulis

Kehidupan manusia dipenuhi oleh banyak peristiwa cinta, senyum, kegembiraan, keceriaan, persahabatan, kebencian,kegalauan, kesedihan, kemurungan, permusuhan Selengkapnya

Info