Ikut Islam Apa Sih...

Pertanyaan itu sudah bosan kudengar dan kujawab. Pertama kali kudengar dari penjaga sekolah yang begitu perhatian denganku ( sebut saja namanya pak udin) . Sejak kelas 1 SMA, aku mendapat tambahan pelajaran agama Islam secara intens dan privat. Namun setahun pertama pelajaran itu kuabaikan saja dan aku tak merubah diri sebagaimana yang "mereka" harapkan. Prestasiku di kelas 1 juga tak begitu menonjol. Tetap saja ada kemalasan yang menyergap tiap kali jam belajar mulai.Itulah yang membuat namaku terkenal, bukan terkenal karna kebaikanku tapi terkenal karna kemalasanku.

Lelah dengan apa yang kulakukan selama itu, akhirnya aku coba beberapa resep yang diberikan kakak kelas yang setiap kali bicara tentang Islam didepan mataku dan 7 orang temanku yang lain. Alhamdulillah, ternyata berhasil. Ini pertolongan Allah. Ya, kuyakinkan diri kalau yang kulakukan untuk bangkit dari kemalasan adalah pertolongan Allah. Aku hanya berusaha, sebagaimana yang telah  sering katakan kepada Qyu...

Sejak itu, kutata kembali seluruh perangkat hidupku. Kucoba sedemikian rupa agar nampak indah susunannya, sehingga orang akan mudah menerimaku jika minta dibimbing. Mulai dari pakaian, gaya bicara dan perangai yang buruk kuusahakan masuk ke tong arsip.

Pak Udin  merasa keanehan dengan perubahanku yang sebenernya dia terima, tapi beliau tetap sangsi "Paling juga lu cuma tobat sambel...". Aku tak tersinggung dengan beliau yang memang kesehariannya akrab ngocol denganku sambil jaga parkir. "Gara-gara Ari ikutan rohis tuh, gue jadi ga ada temen..." kesalnya beberapa kali ditumpahkan ke penjaga sekolah lainnya.

Aku memang paling senang bergaul dengan semua golongan, tua-muda, kerja-pengangguran, sekolah-kuliah, tukang ini-tukang itu. Banyak pelajaran yang diambil dari mereka. Walaupun pada awalnya cuma iseng saja.

1-2 Tahun kemudian...
Semua pelajaran kusuka. Prestasi  Alhamdulillah bagus.  Sebut saja namanya Pak Muslik,  yang  sering memarahiku kini jadi temen akrab, sering share, bahkan beliau curhat masalah anaknya yang ikut suatu organisasi Islam. Tahun itu memang belum begitu terkenal istilah teroris. Namun perasaan curiga ada saja. Islam inilah-islam itulah.

"Ri, lu ikutan islam apa sih?"( tanya salah satu ustad di pondok qyu) tampak serius kali ini. "Hmm... bapak nih nanya macem-macem aja. Saya islam biasa" jawabku. "Ooo.. N.U?" aku geleng. "Muhammadiyah?" aku juga geleng. "Persis?" aku geleng lagi. Sekarang ganti aku yang bicara "Pak, bapak islam apa?"

Pak Udin dengan ringan menjawab "saya mah islam KTP, kan lo tau kalo sholat saya cuma solat Jum'at hehe..". Kebanyakan saudara seiman kita memang sering menganggap enteng perkataan yang diluapkan, termasuk aku mungkin secara tidak sengaja. Tapi semua akan diampuni atas kehendak Allah.

"Pak Udin yang sholeh, Islam itu cuma satu ya Islam yang syahadat, Islam yang Sholat, Islam yang Puasa, Islam yang Zakat, Islam yang Haji bagi orang mampu. Saya juga baru ngerti Islam sekarang-sekarang ini, jauh sebelum bapak, mungkin pengalaman saya lebih sedikit dibanding bapak. Tapi, bicara masalah Islam itu bukan bicara masalah pengalaman atau umur. Bapak tau Qur'an kan? Disana dijelaskan panjang lebar, bagaimana seharusnya kita membayar jasa Allah atas penciptaan kita, walaupun Dia gak akan miskin kalau kita gak menyembahnya. bapak juga tau Sunnah Rasul kan? Disitu juga dijelasin dari a sampe z tata cara muamalah, bermasyarakat, berpolitik tapi yang gak menyimpang dari Islam. NU, Muhammadiyah, Persis, itu kan hanya kepanjangan tangan dari ilmu fiqh yang mereka anut. Itu semua cuma organisasi loh. Jauh sebelum NU, Muhammadiyah dan Persis atau lainnya sudah ada Islam yang bener-bener Islam, bersatu dalam satu barisan. Sampai orang kafir takut memeranginya karena begitu tangguhnya rasa ukhuwah, persaudaraan antar mereka, padahal sepele pak, cuma gara-gara kawannya kehilangan botol airnya yang nyemplung di sungai. Semua langsung nyari..."

Pak Udin nampak serius mendengarkannya, tak biasanya beliau begitu perhatian terhadap pembicaraan orang. Biasanya, walaupun yang bicara guru, beliau akan memotongnya. Alhamdulillah, rupanya beliau sedang diberikan hidayah mendengar...

"Nah, masalahnya, sekarang ini kepentingan kelompok lebih utama dari kepentingan Islam itu sendiri. Okelah Islam ada 200 organisasi di Indonesia, tapi kalau saja dominasi kepentingan golongan dinomer sekian, mungkin kita gak kocar-kacir gini kalo sedang dilanda konflik. Orang juga kan menganggap aneh bangsa kita yang termasuk penganuh Islam terbanyak, kenapa bangsa kita masuk ke rangking 3 negara terkorup?? Akhirnya apa, yang non-muslim beranggapan "tuh liat, islam tuh, korupsi juga!!". Siapa yang disalahin, ustadz kan? kan ustadz yang sering ceramah, diatas panggung, mimbar, seminar. Itu juga salah, kewajiban menyampaikan Islam tuh bukan cuma tugas ustadz Pak. Menyampaikan ajaran Islam itu udah kewajiban kita semua, terserah cara menyampaikannya gimana, bisa dengan omongan, bisa juga dengan tingkah laku atau bisa juga dengan prestasi. Bapak menjadi penjaga sekolah, trus ikhlas menjalaninya, rajin sholat, bisa ngaji, murah senyum, ramah (bukan rajin menjamah lho!! hehe) itu dah bisa disebut da'wah. Gampang kan?? Nah, sekarang bapak Islam apa?.."

Pak Udin hanya menjawab "Ya Islam yang seperti lu bilang tadi hehe..." sambil merangkul pundak seakan kami sepasang sahabat yang berbeda usia.

Karena penjelasan itulah, orang akan menjadi faham, bahwa Islam is Islam. yang menjadi kelemahan kita (termasuk aku) adalah rasa malas menyampaikan, terlalu tidak PD (padahal belum dicoba), terlalu memperhitungkan resiko diacuhkan atau lain-lain. Lebih mudah Nnyari munkar dibanding Amar ma'ruf, pengakuan kebanyakan da'i Indonesia.

Lalu, Anda islam apa.......................!!!!



Para Komentator :

Komentar Hari Ini
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

 

Sepatah Kata

Selamat datang dan bergabung sahabat. Jazakallah khoir atas kunjungan sahabat.. Blog ini merupakan ungkapan murni hati ane sendiri tanpa melihat ide dan pikiran orang lain. Semuanya mengalir seperti air, semuanya adalah ekspresi diri, semuanya adalah Selengkapnya

Sepintas Tentang Penulis

Kehidupan manusia dipenuhi oleh banyak peristiwa cinta, senyum, kegembiraan, keceriaan, persahabatan, kebencian,kegalauan, kesedihan, kemurungan, permusuhan Selengkapnya

Info